Keanekaragaman Hayati dan Klasifikasi Makhluk Hidup

Di dunia ini ada berbagai makhluk hidup yang beragam. Keragaman makhluk hidup ini dilihat dari jenisnya, gen, dan ekosistem lingkungan. Adapun keanekaragaman hayati dilihat dari jenis ini diartikan sebagai keanekaragaman variasi bentuk dan penampakan yang dimiliki oleh spesies satu dengan spesies yang lainnya dalam suatu lingkungan.

Berbeda dengan keanekaragaman hayati ditinjau dari tingkat gen dimaknai sebagai keanekaragaman ini ada sebagai akibat dari adanya variasi genetik dalam suatu spesies. 

Keanekaragaman Hayati

Terakhir, keanekaragaman hayati untuk tingkat ekosistem diartikan sebagai keanekaragaman yang terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi antara makhluk hidup penyusun suatu daerah dengan lingkungannya. 

Dengan adanya beragam hayati di dunia, salah satunya di Indonesia, maka perlu dilakukan pelestarian secara eks situ dan in situ. Pelestarian eks situ yaitu usaha pelestarian dengan cara memindahkan makhluk hidup dari habitat asli. Berbeda dengan, pelestarian in situ yaitu usaha pelestarian makhluk hidup di habitat aslinya. 

Keanekaragaman hayati ini menyebabkan perlunya untuk melakukan klasifikasi. Ini sebagai  proses penggolongan makhluk hidup secara sistematis menurut aturan tertentu. Tujuannya untuk kemudahan dalam mempelajari ciri- ciri dan sifat yang dimiliki makhluk hidup.
Selain memiliki tujuan tertentu, klasifikasi juga memiliki manfaat. Adapun manfaat klasifikasi makhluk hidup, yaitu  hubungan kekerabatan pada makhluk hidup dapat diketahui dan memudahkan untuk mempelajari makhluk hidup yang beraneka ragam jenisnya.

Meskipun memiliki manfaat, pengklasifikasian makhluk hidup bukannya tanpa dasar. Berikut ini menjadi dasar untuk sistem klasifikasi pada makhluk hidup, yaitu perbedaan, persamaan, ciri biokimia, ciri morfologi dan anatomi dan manfaat.

Setelah memahami dasar sistem klasifikasi, selanjutnya dijelaskan tahapan dari klasifikasi yang terdiri dari tiga tahap, yaitu (a) identifikasi dan pengamatan terhadap sifat makhluk hidup, (b) mengelompokkan berdasarkan pada ciri – ciri dan sifat, dan (c) memberikan nama pada makhluk hidup jenis yang baru. 

Lebih lanjut, ada beberapa macam klasifikasi, yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem filogenik. Klasifikasi sistem buatan yaitu klasifikasi yang didasarkan pada ciri morfologi yang mudah diamati dari makhluk hidup. 

Klasifikasi sistem alami yaitu klasifikasi didasarkan pada sifat morfologi, fisiologi, dan anatomi makhluk hidup. Klasifikasi sistem filogenik yaitu klasifikasi didasarkan pada sejarah evolusi makhluk hidup dan hubungan kekerabatan antara takson yang satu dengan takson yang lain. 

Demikian jenis klasifikasi pada makhluk hidup, selanjutnya sistem pemberian nama pada makhluk hidup terdiri dari dua bagian nama. Yang dinamakan dengan sistem tata nama ganda atau Binomial nomenclature. 

Sistem tata nama ganda atau Binomial nomenclature diperkenalkan pertama kali oleh Carolus Linnaeus, tahun 1707 sampai 1778. Yang terdiri dari takson atau tingkatan. Tingkatan dimulai dari tingkat tinggi sampai tingkat rendah (Kingdom – divisio atau tumbuhan / filum atau hewan – kelas – ordo – familia – genus – spesies).

Adapun tata cara binomial nomenclatur yaitu
  1. Terdiri dari dua kata dari bahasa latin atau dilatinkan.
  2. Kata pertama di awali huruf besar (sebagai nama genus). Kata kedua di awali huruf kecil (sebagai penunjuk spesies atau epitheton spesificum).
  3. Tulisan bercetak miring, apabila dicetak atau ketik komputer. Jika ditulis tangan, diberikan garis bawah. 

Demikian pemaparan tentang Keanekaragaman Hayati , semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. 

Komentar